Archive for the ‘Agama’ Category

Perkembangan Islam di Spanyol

Oktober 30, 2009

Spanyol adalah sebuah negara yang pernah ditaklukkan oleh Islam untuk mengembangkan agama Islam di negeri tersebut. Ketika Islam masuk ke negeri Spanyol, negeri ini banyak mengalami perkembangan peradaban yang pesat baik dari kebudayaan maupun pendidikan Islam, karena Spanyol didukung oleh negerinya yang subur dengan penghasilan ekonomi yang cukup tinggi sehingga menghasilkan para pemikir hebat. Spanyol mengalami perkembangan pesat dalam kebudayaan dan pendidikan Islam yang dimulai dengan mempelajari ilmu agama dan sastra, kemudian meningkat dengan mempelajari ilmu-ilmu akal. Karena dalam waktu relatif singkat Cardova dapat menyaingiBaghdad dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesusastraan. Karena itu kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.

B. Islam Masuk Ke Spanyol

Pada periode klasik paruh pertama – masa kemajuan – (650-1000M), wilayah kekuasaan Islam meluas melalui Afrika Utara (Aljazair dan Maroko) sampai ke Spanyol di Barat. Spanyol adalah nama baru bagi Andalusia zaman dahulu. Nama Andalusia berasal dari suku yang menaklukkan Eropa Barat di masa lalusebelum bangsa Goth dan Arab (Islam).

Spanyol diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715M), salah seorang Khalifah dari Dinasti Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Adatiga nama yang sering disebut berjasa dalam penaklukan Spanyol, yaitu Musa bin Nushair, Tharif bin Malik dan Thariq bin Ziyad. Dari ketiga nama tersebut, nama terakhirlah yang sering disebut paling terkenal, karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian suku Barbar (muslim dari Afrika Utara) yang didukung Musa bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Al-Walid. Pasukannya yang berjumlah 7000 orang menyeberang selat di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad. Tentara Spanyol di bawah pimpinan Raja Roderick dapat ditaklukkan. Cordova jatuh pada tahun 711 M. dari sana, wilayah-wilayah Spanyol, seperti Toledo, Sevilla, Malaga, dan Granada dapat dikuasai dengan mudah.

Sukses Thariq bin Ziyad di masa Al-Walid (Daulat Umayyah-Damaskus) diikuti oleh Abd Al-Rahman Al-Dakhil (penguasa pertama Daulat Umayyah-Spanyol), yang berusaha menata sistem pemerintahan. Ia melihat masyarakat Spanyol adalah masyarakat heterogen, baik berdasarkan strata sosial, suku, ras, maupun agama. Dia memiliki tentara yang terorganisir dengan baik yang jumlahnya tidak kurang dari 40.000 tentara bayaran Barbar dan juga membangun angkatan laut yang kuat. Gebrakan lain yang dilakukannya adalah mendirikan mesjid agung Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol.

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir di sana, Islam memainkan peran yang sangat besar. Masa itu berlangsung selama hampir 8 abad (711-1429 M). sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu:

Periode Pertama (711-755 M)

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum terkendali akibat gangguan keamanan di beberapa wilayah, karena pada masa ini adalah masa peletakkan dasar, asas dan invasi Islam di Spanyol. Hal ini ditandai dengan adanya gangguan dari berbagai pihak yang tidak senang kepada Islam. Sentralisasi kekuasaan masih di bawah Daulat Umayyah di Damaskus.

Periode Kedua (755-912 M)

Pada masa ini Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur), tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Bagdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kerajaan Bani Abbas, ketika Bani Abbas berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan Dinasti Bani Umayyah di Spanyol.

Pada masa ini umat Islam di Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik, peradaban serta pendidikan. Abdurrahman mendirikan mesjid Cardova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol. Kemudian penerus-penerusnya yang lain seperti Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam, dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran, sedangkan Abdurrhman al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pada masa Abdurrhma al-Ausath ini pemikiran filsafat mulai masuk, maka ia mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai semarak.

Periode Ketiga (912-1013 M)

Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III, yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya muluk at-thawaif (raja-raja kelompok). Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar ‘Khalifah”. Pada periode ini juga umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi Daulat Abbasiyah di Bagdad. Abdurrahman an-Nasir mendirikan universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan.

Periode Keempat (1013-1086 M)

Pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pimpinan raja-raja golongan atau al-muluk at-thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Sivilie, Toledo dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Sivilie.

Periode Kelima (1086-1248 M) Masa Dinasti Kecil

Pada periode ini terdapat suatu kekuatan yang masih dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabbitun (1146-1235 M). dinasti Murabbitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama di Afrika Utara yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyifin. Pada tahun 1062 M, ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesh. Ia masuk ke Spanyol atas undangan penguasa-penguasa Islam yang tengah mempertahankan kekuasaannya dari serangan raja-raja kristen.

Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti Murabbitun berakhir, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun. Dinasti Muwahhidun datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abdul Mun’im sekitar tahun 1114 dan 1154 M, kota-kota penting umat Islam di Cordova, Almeria, dan Granada jatuh di bawah kekuasaannya. Untuk beberapa dekade dinasti ini mengalami banyak kemajuan.

Periode Keenam (1248-1492 M)

Pada periode ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M). peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman an-Nasir. Namun secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Pada periode ini adalah akhir dari ekstensi umat Islam di Spanyol. Menurut Harun Nasution, pada sekitar tahun 1609 M boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.

C. Kemajuan Ilmu Pengetahuan di Spanyol

Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran peradaban dan kebudayaan yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyebrangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad XII. Minat terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan serta filsafat mulai dikembangkan pada abad IX M selama pemerintahan penguasaan Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd Al-Rahman (832-886 M).

Berdasarkan literatur-literatur yang membahas sejarah pendidikan dan sejarah peradaban Islam secara garis besar pendidikan Islam di Spanyol terbagi pada dua bagian atau tingkatan, yaitu:

1. Kuttab

Pada lembaga pendidikan kuttab ini para siswa mempelajari beberapa bidang studi dan pelajaran-pelajaran yang meliputi fiqih, bahasa dan sastra.

a. Fiqih

Dalam bidang fiqih, karena Spanyol Islam menganut mazhab Maliki, maka para ulama memperkenalkan materi-materi fiqih dari mazhab imam Maliki. Para ulama yang memperkenalkan mazhab ini antara lain Ziyad ibn Abd Al-Rahman, perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam ibn Abd Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya diantaranya Abu Bakr ibn Al-Quthiyah, Munzir ibn Said Al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.

Para siswa di kuttab-kuttab tersebut mendapatkan materi fiqih cukup lengkap dan komprehensif dari ulama-ulama tersebut yang kompeten pada disiplin ilmunya.

b. Bahasa dan Sastra

Karena bahasa Arab telah menjadi bahasa resmi dan bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Bahasa Arab ini diajarkan kepada murid-murid dan para pelajar, baik yang Islam maupun non Islam. Dan hal ini dapat diterima oleh masyarakat, bahkan mereka rela menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, sehingga mereka terampil dalam berbicara maupun dalam tata bahasa. Di antara ahli bahasa tersebut yang termasyhur ialah Ibnu Malik pengarang kitab alfiyah, Ibn Sayyidin, Ibnu Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Garnathi.

Penutup

Dari uaraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa dalam penyerapan ilmu pengetahuan yang dikembangkan umat Islam di sana serta peradabannya, baik dalam hubungan politik, sosial, maupun ekonomi dan peradaban antar negara. Orang-orang eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya di Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains. Di samping itu juga peradabannya yakni bangunan-bangunan fisik lainya.

Selanjutnya dari wilayah Spanyol ini mengalir berbagai pengetahuan untuk memajukan dan memperbaiki segala ketinggalannya bahkan mencapai kejayaannya hingga abad ini sebagaimana yang kita alami saat ini.

Apakah Ajaran sesat?

Oktober 30, 2009

Islam

Ajaran sesat atau bidaah dalam agama Islam berarti sebuah perbuatan yang tidak pernah diperintahkan maupun dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW tetapi banyak dilakukan oleh masyarakat sekarang ini. Hukum dari bidaah ini adalah haram. Perbuatan dimaksud ialah perbuatan baru atau penambahan dalam hubungannya dengan peribadatan dalam arti sempit (ibadah mahdhah), yaitu ibadah yang tertentu syarat dan rukunnya.

Pemakaian kata tersebut di antaranya ada pada :

  • Firman Allah ta’ala : بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ
” (Dialah Allah) Pencipta langit dan bumi.” (Q.s.2:117)
  • Firman Allah ta’ala : قُلْ مَا كُنتُ بِدْعاً مِّنْ الرُّسُلِ
” Katakanlah (hai Muhammad), “ Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rosul-rosul.” (Q.s:46:9)
  • Perkataan اِبتدع فلانٌ بدعة
Maknanya: Dia telah merintis suatu cara yang belum pernah ada yang mendahuluinya.
  • Perkataan هذاأمرٌبديعٌ
Maknanya: sesuatu yang dianggap baik yang kebaikannya belum pernah ada yang menyerupai sebelumnya. Dari makna bahasa seperti itulah pengertian bid’ah diambil oleh para ulama.
  1. Jadi membuat cara-cara baru dengan tujuan agar orang lain mengikuti disebut bid’ah (dalam segi bahasa).
  2. Sesuatu perkerjaan yang sebelumnya belum perna dikerjakan orang juga disebut bid’ah (dalam segi bahasa).
  3. Terlebih lagi suatu perkara yang disandarkan pada urusan ibadah (agama) tanpa adanya dalil syar’i (Al-Qur’an dan As-Sunnah) dan tidak ada contohnya (tidak ditemukan perkara tersebut) pada zaman Rosulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam maka inilah makna bid’ah sesungguhnya.

Secara umum, bid’ah bermakna melawan ajaran asli suatu agama (artinya mencipta sesuatu yang baru dan disandarkan pada perkara agama/ibadah).

Para ulama [1] salaf telah memberikan beberapa definisi bidah. Definisi-definisi ini memiliki lafadl-lafadlnya berbeda-beda namun sebenarnya memiliki kandungan makna yang sama.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,Bidah dalam agama adalah perkara yang dianggap wajib maupun sunnah namun yang Allah dan rasul-Nya tidak syariatkan. Adapun apa-apa yang Ia perintahkan baik perkara wajib maupun sunnah maka harus diketahui dengan dalil-dalil syariat.

Imam Syathibi, bid’ah dalam agama adalah Satu jalan dalam agama yang diciptakan menyamai syariat yang diniatkan dengan menempuhnya bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah.

Ibnu Rajab, Bidah adalah mengada-adakan suatu perkara yang tidak ada asalnya dalam syariat. Jika perkara-perkara baru tersebut bukan pada syariat maka bukanlah bidah, walaupun bisa dikatakan bidah secara bahasa

Imam as-Suyuthi, beliau berkata, Bidah adalah sebuah ungkapan tentang perbuatan yang menentang syariat dengan suatu perselisihan atau suatu perbuatan yang menyebabkan menambah dan mengurangi ajaran syariat.

Dengan memperhatikan definisi-definisi ini akan nampak tanda-tanda yang mendasar bagi batasan bidah secara syariat yang dapat dimunculkan ke dalam beberapa point di bawah ini :

  1. Bahwa bidah adalah mengadakan suatu perkara yang baru dalam agama. Adapun mengadakan suatu perkara yang tidak diniatkan untuk agama tetapi semata diniatkan untuk terealisasinya maslahat duniawi seperti mengadakan perindustrian dan alat-alat sekedar untuk mendapatkan kemaslahatan manusia yang bersifat duniawi tidak dinamakan bidah.
  2. Bahwa bidah tidak mempunyai dasar yang ditunjukkan syariat. Adapun apa yang ditunjukkan oleh kaidah-kaidah syariat bukanlah bidah, walupun tidak ditentukan oleh nash secara khusus. Misalnya adalah apa yang bisa kita lihat sekarang: orang yang membuat alat-alat perang seperti kapal terbang,roket, tank atau selain itu dari sarana-sarana perang modern yang diniatkan untuk mempersiapkan perang melawan orang-orang kafir dan membela kaum muslimin maka perbuatannya bukanlah bidah. Bersamaan dengan itu syariat tidak memberikan nash tertentu dan rasulullah tidak mempergunakan senjata itu ketika bertempur melawan orang-orang kafir. Namun demikian pembuatan alat-alat seperti itu masuk ke dalam keumuman firman Allah taala,Dan persiapkanlah oleh kalian untuk mereka (musuh-musuh) kekuatan yang kamu sanggupi.Demikian pula perbuatan-perbuatan lainnya. Maka setiap apa-apa yang mempunyai asal dalam sariat termasuk bagian dari syariat bukan perkara bidah.
  3. Bahwa bidah semuanya tercela (hadits Al ‘Irbadh bin Sariyah dishahihkan oleh syaikh Al Albani di dalam Ash Shahiihah no.937 dan al Irwa no.2455)
  4. Bahwa bidah dalam agama terkadang menambah dan terkadang mengurangi syariat sebagaimana yang dikatakan oleh Suyuthi di samping dibutuhkan pembatasan yaitu apakah motivasi adanya penambahan itu agama. Adapun bila motivasi penambahan selain agama, bukanlah bidah. Contohnya meninggalkan perkara wajib tanpa udzur, maka perbuatan ini adalah tindakan maksiat bukan bidah. Demikian juga meninggalkan satu amalan sunnah tidak dinamakan bidah. Masalah ini akan diterangkan nanti dengan beberapa contohnya ketika membahas pembagian bidah. InsyaAllah.

Bidah merupakan pelanggaran yang sangat besar dari sisi melampaui batasan-batasan hukum Allah dalam membuat syariat, karena sangatlah jelas bahwa hal ini menyalahi dalam meyakini kesempurnaan syariat.Menuduh Rasulullah Muhammad SAW menghianati risalah, menuduh bahwa syariat Islam masih kurang dan membutuhkan tambahan serta belum sempurna. Jadi secara umum dapat diketahui bahwa semua bid’ah dalam perkara ibadah/agama adalah haram atau dilarang sesuai kaedah ushul fiqih bahwa hukum asal ibadah adalah haram kecuali bila ada perintah dan tidaklah tepat pula penggunaan istilah bid’ah hasanah jika dikaitkan dengan ibadah atau agama sebagaimana pandangan orang banyak, namun masih relevan jika dikaitkan dengan hal-hal baru selama itu berupa urusan keduniawian murni misal dulu orang berpergian dengan unta sekarang dengan mobil, maka mobil ini adalah bid’ah namun bid’ah secara bahasa bukan definisi bid’ah secara istilah syariat dan contoh penggunaan sendok makan, mobil, mikrofon, pesawat terbang pada masa kini yang dulunya tidak ada inilah yang hakekatnya bid’ah hasanah. Dan contoh-contoh perkara ini tiada lain merupakan bagian dari perkara Ijtihadiyah.

Kristen

Penggunaan istilah ajaran sesat dalam konteks kekristenan sudah jarang digunakan saat ini, dengan beberapa perkecualian: misalnya Rudolf Bultmann dan perdebatan tentangpenahbisan imam wanita dan para imam gay. Pandangan populer menurunkan “bidah” kepada Abad Pertengahan, saat puncak kekuasaan gereja di Eropa, tapi kasus seorang sarjana dan humanis Giordano Bruno bukanlah eksekusi terakhir untuk bidah. Bidaah mengingatkan akan sebuah hukuman resmi dalam negara-negara Katolik Roma hingga akhir abad 18. Di Spanyol, kasus bidah telah didakwa dan dihukum sepanjang Kontra Pencerahan setelah Era Napoleon.

[1]Penyesatan di dalam gereja sebenarnya memiliki usia yang sama tuanya dengan usia gereja itu sendiri. Sejak zaman Paulus dan Yohanes, setelah Kristus naik ke surga, berbagai penyesat telah bermunculan. Gereja mula-mula yang muda itu telah diperhadapkan dengan berbagai pengaruh ajaran yang menyesatkan, dan itu akan terus berlangsung sampai akhir zaman nanti.

Abad-abad berikutnya pun gereja menghadapi berbagai aliran seperti: MarsionismeMontanismeNovatianisDonatis, dan sebagainya. Demikian juga seterusnya. Jadi, gereja tidak perlu terkejut dengan munculnya berbagai ajaran dan aliran yang membingungkan dan menyesatkan, namun justru harus waspada, dan memperkokoh iman, penyelidikan kebenaran yang alkitabiah dan mempererat hubungan dengan Tuhan, Sang Kepala Gereja.

Kriteria yang Salah

Sebelum melihat beberapa titik tolak yang merupakan dasar untuk mengukur sejauh mana suatu ajaran itu bernilai sesat, orang Kristen terkadang memiliki miskonsepsi, antara lain:

  1. Jemaat besar selalu benar, kelompok kecil adalah sesat. Kriteria ini salah, sepanjang perjalanan sejarah gereja, sering terjadi bahwa jumlah aliran yang tidak alkitabiah lebih besar dari pada gereja Tuhan. Di Chili, pada abad lalu tercatat aliran-aliran bidat lebih banyak pengikutnya daripada anggota gereja resmi. Dan, biasanya justru aliran-aliran yang mengandung kesesatan itu lebih banyak diminati orang ketimbang gereja resmi yang setia pada kebenaran dan kekudusan.
  2. Gereja Negara adalah benar, jemaat pecahan sesat. Kriteria ini pun salah. Di Eropa tercatat bahwa waktu gereja menyatu dengan negara, justru membawa berbagai penyimpangan. Di Indonesia setelah zaman kemerdekaan memang tidak terjadi kesatuan antara kekuasaan gereja dan negara.
  3. Gereja yang benar adalah yang menjangkau golongan sosial ekonomi menengah ke atas. Kriteria ini juga salah. Memang, berbagai aliran baru sering lebih dapat menjangkau masyarakat rendah. Sedangkan kalangan gereja besar banyak anggota dari kalangan menengah ke atas. Namun, berbagai catatan sejarah mencatat bahwa aliran-aliran tertentu justru menjangkau kelompok menengah ke atas, seperti kalangan bisnis, pejabat dan sebagainya. Bidat Christian ScienceChildren of God, dsb. jelas mempunyai pengikut kalangan menengah ke atas.

Batasan pengertian

Ajaran adalah suatu pemahaman (yang biasanya menyangkut konsep kehidupan) yang disampaikan kepada pihak yang lebih luas dengan sengaja dan terencana. Sesat adalah salah jalan atau menyimpang dari yang telah ditetapkan. Berbicara tentang ajaran yang sesat, kedua belah pihak dapat saling menuduh yang lain sesat dengan dasar suatu ketetapan yang menguntungkan pihak tersebut, oleh karena itu orang Kristen yang benar perlu mengambil titik tolak yang telah dibuktikan dalam sejarah Gereja Tuhan. Semua penganut ajaran, apa pun isi ajarannya, meyakini bahwa ajaran yang mereka anut itu benar. Mereka juga dapat mengatakan bahwa ajaran di luar yang mereka anut adalah sesat. Karena itu, orang Kristen perlu melihat sejarah/penyebab munculnya berbagai ajaran yang disebut sesat, dan dari sudut pandang mana ajaran itu disebut sesat. Ajaran-ajaran yang jelas-jelas menentang kekristenan tidak termasuk ajaran sesat melainkan Anti-Kekristenan.

Penyebab timbulnya

Beberapa penyebab ajaran-ajaran sesat di dalam gereja, antara lain:

  • Sebagai reaksi terhadap gereja resmi (aliran utama). Para pencetus dan penganut ajaran-ajaran yang kemudian orang Kristen sebut sesat, umumnya diawali dengan kekecewaan terhadap gereja-gereja resmi (gereja arus utama) yang semakin melembaga, semakin baku dan kaku, yang biasanya diikuti dengan ajarannya yang cenderung menekankan intelektualitas. Para penganut aliran ini ingin kembali pada kehangatan persaudaraan, pengalaman rohani, dan persekutuan langsung dengan Allah, kesederhanaan pemahaman atas Alkitab, serta penerapan ajaran Alkitab yang langsung aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
  • Penekanan terhadap doktrin tertentu. Alkitab sangat kaya dengan berbagai ajaran untuk pedoman iman dan kehidupan ini. Para penganut ajaran sesat biasanya memberi tekanan khusus pada satu atau dua ajaran Alkitab, lalu diinterpretasikan sedemikian rupa dan ditambah dengan ajaran-ajaran pemimpinnya sehingga menjadi satu doktrin utama dalam aliran itu.
  • Pengaruh ajaran yang tidak Alkitabiah (pola pikir di luar Alkitab/pemahaman Alkitab yang salah). Bersamaan dengan perkembangan ilmu pemikiran (sosial, sains, komunikasi, dll. yang sudah diawali pada abad 17 dan 18) berbagai fenomena pemikiran serta pemahaman saling bersentuhan dan mempengaruhi. Dalam abad ke-20 yang baru lalu ini, misalnya, munculnya gerakan karismatik (dalam konotasi ekses negatifnya) bertemu dengan ajaran kemakmuran dan hidup sukses (bukan teologi sukses, sebab ajaran tersebut bukan teologi), serta pola bisnis “pasar bebas” menghasilkan menjamurnya penyelenggaraan kebaktian-kebaktian di kota-kota besar. Seperti halnya pola bisnis pasar bebas, mereka tanpa risih membuka kebaktian di samping gereja yang sudah ada. Bahkan, ada satu gedung dengan dua merek gereja yang satu sinode. Maka, yang berlaku adalah hukum rimba: yang kuat yang menang (kuat modal, kuat suara, dan kuat ndablegnya).

Titik Tolak

Titik tolak untuk menyatakan suatu ajaran sesat menjadi perdebatan tersendiri. Umumnya gereja menggunakan Alkitab sebagai tolak ukur apakah suatu ajaran menyeleweng dari ajaran Tuhan. Namun persoalannya seringkali bukan apa yang mereka ajarkan dari Alkitab, melainkan apa yang mereka tambahi di luar Alkitab maupun yang ajaran Alkitab tidak mereka ajarkan. Masing-masing ajaran yang dicap sesat memiliki interpretasi sendiri-sendiri terhadap Alkitab.

Berikut beberapa pedoman yang dapat dijadikan acuan penilaian. Gereja-gereja di sepanjang zaman, terutama di lingkungan gereja-gereja reformasi, tetap sepakat menerima ajaran dasar tentang keselamatan yang bertumpu pada sola gratiasola fide , dan sola scriptura , yaitu bahwa keselamatan ini hanya oleh anugerah Allah yang diterima dengan iman berdasarkan berita Alkitab. Semua aliran dan ajaran dalam berbagai kelompok kekristenan memang menerima prinsip tersebut, namun dalam praktiknya ada hal-hal lain yang ditambahkannya, seperti:

  1. Adanya syarat-syarat tambahan. Beberapa contoh syarat tambahan yang tidak disetujui dengan dasar ketiga prinsip diatas, terutama Sola Fide:
    • “Betul keselamatan adalah anugerah Allah, tetapi orang percaya harus dapat berkarunia lidah (glosolalia). Kalau tidak maka orang tersebut belum tentu selamat.”
    • “Memang keselamatan adalah anugerah Allah, tetapi si penerima harus menunjukkan perubahan hidup yang radikal (perfeksionisme) sebagai bukti keselamatan tersebut.”
    • “Keselamatan yang adalah anugerah itu harus disambut dengan peribadahan pada hari Sabat (sesuai berita Alkitab). Hari Sabat adalah hari ketujuh, yaitu hari Sabtu, bukan Minggu (Adventis).”
    • Sebelum seseorang menerima keselamatan, ia harus melepaskan diri dari segala ikatan “duniawi”, yaitu: politik dan institusi pemerintah, badan-badan usaha dan bisnis, serta lembaga agama resmi, yaitu Katholik dan Protestan, lalu bergabung dengan Society of the New World (Saksi Yehova).”
    • Orang dapat menerima keselamatan setelah mampu menganggap bahwa segala penyakit, penderitaan, dan kematian adalah semu dan khayalan belaka (Christian Science).
    • Bahwa asas-asas Utama serta tatacara-tatacara Injil adalah: pertama, Beriman kepada Tuhan Yesus Kristus; kedua, Bertobat; ketiga, Pembaptisan dengan penculapan untuk pengampunan dosa-dosa; keempat, Penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus. (Pasal-pasal kepercayaan Ke-4) Mormonisme).
  2. Pembedaan tingkat-tingkat keselamatan yang terpengaruh oleh sistem kelas yang ada di masyarakat.
    • Ada aliran yang membedakan sekelompok orang percaya pada tingkat keselamatan, sementara ada yang sudah pada tingkat hidup rohani yang lebih dekat dengan Allah.
    • Ada orang yang selamat yang tergolong pada 144.000 yang masuk surga, sisanya hanya tinggal dalam Kerajaan 1000 tahun di bumi ini.
    • Aliran lain membedakan: orang Kristen Maha Kudus, Kristen Tempat Kudus, dan orang Kristen Halaman.
  3. Pemuliaan tokoh-tokoh manusia. Para pelopor dan penganut ajaran tertentu memang tetap memuliakan Kristus, dan juga mengakui bahwa pendiri/pimpinan kelompoknya dipanggil untuk mengajar kebenaran yang telah hilang. Aliran-aliran di berbagai tempat percaya para tokoh mereka mengajarkan kebenaran, seperti:
  4. Pemuliaan diri dan kecaman-kecaman terhadap gereja dan teologi. Gejala lain dari kesesatan adalah kuatnya pemuliaan diri dan kecaman terhadap gereja dan kelompok lain yang dinilai duniawi, tidak penuh dengan roh, murtad, dan lain-lain. Di samping itu, mereka umumnya mengecam pendidikan teologi dan orang-orang yang sekolah teologi. Muncul ucapan, seperti: “Aku tidak sekolah teologi, tetapi dipakai Tuhan dengan heran, lihat hasil pelayananku sudah sekian jumlahnya.”
  5. Alkitab di tangan kanan, ajaran lain di tangan kiri. Orang Kristen semua menerima bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan (Sola Scriptura). Para penganut ajaran yang dianggap menyalahi Sola Scriptura menambahkan buku lain/wahyu lain yang dipercaya sebagai tuntunan iman yang setara dengan, bahkan lebih tinggi dari, Alkitab, seperti:
    • Tn. Sweden-borg, seorang pemimpin sekte tertentu. Setiap selesai membaptiskan orang, ia memberi Alkitab dengan tangan kanan dan buku karangannya sendiri dengan tangan kiri sebagai penuntun hidup beriman.
    • “Testimonies” Ny. White yang berisi interpretasi berbagai penglihatan pribadinya tentang Kitab Wahyu merupakan buku wajib penganut Adventis.
    • Penganut Christian Science menetapkan bahwa buku Mary Baker Eddy, “Science and Health with key to the Scripture” adalah kunci untuk mengerti isi Alkitab.
    • Para Saksi Yehova menyatakan secara praktis dan teoritis bahwa penjelasan Russell tentang Rencana Allah lebih penting daripada Alkitab.
    • Gereja Mormon percaya Kitab Mormon: Satu Kesaksian Lagi Tentang Yesus Kristus adalah Firman Allah. Mereka percaya Kitab Mormon tidak bersaing dengan Alkitab, melainkan menguatkannya. Kitab Mormon merupakan catatan sejarah para nabi dari bangsa Amerika kuno yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Joseph Smith. Bangsa tersebut itu mengetahui mengenai misi Yesus Kristus, percaya kepada Dia, mengajar tentang Dia, dan kemudian menulis di atas lemping-lemping.
    • Di bawah sub pokok ini dapat ditambahkan adanya penggunaan benda-benda tertentu dan doa/ayat yang dipakai sebagai semacam jimat atau mantera karena dianggap benda atau ayat tersebut, mengandung kekuatan gaib/magis, yang mendatangkan pertolongan.
  6. Penekanan yang berlebihan tentang Eskatologi/teologi akhir zaman. Salah satu ciri utama dari aliran-aliran ini adalah penekanan yang berlebihan tentang eskatologi. Berbagai perhitungan dan tafsiran dikemukakan. Terutama tentang angka-angka dan lambang-lambang. Lalu dicocok-cocokkan dengan situasi yang terjadi pada zamannya. Karena itu, tafsiran tentang apa dan siapa Antikristus selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu dan tokoh yang dianggap musuh kekristenan.

Tetapi, kalau anggota-anggota aliran (kelompok) itu makin banyak bergaul dengan gereja dan ada yang belajar teologi, kecenderungan ini makin tipis. Sebab, mereka mulai terbuka tentang bentuk-bentuk sastra yang dipakai dalam Alkitab dan dalam konteks apa suatu firman diwahyukan Tuhan kepada umat Tuhan, sehingga mereka mulai meninjau ulang ajaran-ajaran yang pernah disampaikannya. Tahun-tahun belakangan ini tercatat propaganda sesat bahwa Tuhan Yesus datang pada 28 Oktober 1994, lalu September 2001, dan muncul ramalan kiamat terjadi pada 3 November 2003. Dan, ramalan semacam itu akan terus bermunculan.

Beberapa ciri yang menjadi pedoman di atas tidak semua terdapat pada aliran/ajaran sesat. Namun, dapat dijadikan sebagai gambaran umum. Makin banyak dan makin kuat ciri-ciri yang terdapat dalam suatu ajaran/aliran, semakin parahlah kesesatannya. Seperti tubuh jasmani yang sakit, makin kompleks dan makin kronis organ-organ tubuh yang terserang penyakit, makin parahlah ia; semakin sedikit dan ringan, semakin besar harapan untuk disembuhkan dan sehat kembali.

Ajaran-ajaran yang dianggap sesat

Berikut ajaran-ajaran yang dianggap sesat yang saat ini pengikutnya sudah tidak ada/hampir tidak ada dan pendiri ajaran tersbut:

Selain itu ada pula ajaran-ajaran yang oleh sebagian besar gereja dianggap kontroversial kalau bukan sesat. ‘Gereja-gereja’ ini saat ini memiliki jumlah pengikut yang tidak sedikit:

Oktober 30, 2009

Masi ada aja ajaran sesat seperti santriloka ini…

Mojokerto – Perguruan Ilmu Kalam Santriloka memiliki sekitar 700 santri resmi yang aktif mengikuti pengajian rutin malam Jumat Legi. Namun para santri tidak dihimpun dalam satu tempat, melainkan pulang ke rumah usai mengaji.

“Kendala kami masalah dana dan tempat. Jadi tidak ada tempat atau asrama santri, seperti pondok pesantren pada umumnya,” kata Pengasuh Santriloka, Kiai Ahmad Naf’an (Gus Aan) di Padepokan Santriloka, Kelurahan Kranggan Gang 5, Kamis (29/10/2009).

Mayoritas para santri Perguruan Ilmu Kalam Santriloka tersebar di berbagai desa wilayah kota maupun kabupaten Mojokerto. Sebagian juga berasal dari Jombang. Di antara santri, terdapat pula mantan anggota DPRD Kota Mojokerto dari Partai Demokrat.

Santri Perguruan Ilmu Kalam Santriloka memang berbagai kalangan. Bahkan sebagian santri merupakan para pemuda bertato. “Selama saya di sini, hati saya menjadi tenang dan damai,” kata seorang pria yang menolak disebut namanya.

Secara rutin, Perguruan Ilmu Kalam Santriloka menggelar pengajian setiap hari Kamis malam Jumat Legi. Kegiatan itu dilakukan secara berpindah. Kadang di Padepokan Santriloka di Kelurahan Kranggan atau di Jalan Empu Nala, Kota Mojokerto.

Bagi kalangan masyarakat kelas bawah, pengajian Gus Aan merupakan pengajian alternatif yang tidak terlalu ribet dalam urusan syariat. “Kalau saya dituduh kejawen (aliran Islam Jawa), maka yang lain itu Araben (aliran Islam Arab). Padahal Islam itu hanya satu,” kata Gus Aan.

Terkait dengan pemahamannya tentang Islam yang kontroversial dan dianggap sesat, Gus Aan menolak memberi tahu asal-muasal ilmu itu. “Ilmu Islam itu sudah lama ada. Jadi Santriloka tidak memiliki ajaran, yang ada ya ajaran Islam,” jelasnya.

Sementara pria kelahiran Jombang, 7 Juli 1968 atau tahun 1970 versi KTP ini, memiliki 5 anak dan seorang di antaranya meninggal karena sakit. Dari ke-5 anak itu, 4 orang perempuan.

Ke-5 anak yakni Muhammad Ulfan Jabal Akbar (14) yang duduk di Kelas 3 SMP Negeri Mojokerto, Rizki Sukmaning Dewi Sri Wulandari (12), serta Dewi Anjar Sari (4), Puteri Ayu Sabda Pertiwi yang berusia 1 tahun 5 bulan.

Sedang saudara kembar Ayu, yaitu Puteri Agung Pertiwi, meninggal saat masih kecil. Namun Gus Aan enggan menjelaskan kondisi anaknya saat meninggal itu. “Kami ini keluarga besar. Insyaallah, isteri saya juga sedang mengandung,” tandasnya.